Temanggung (4/8) Dalam rangka meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian, Muhammad Damar Indrastoto, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro, melaksanakan sosialisasi tentang dampak keasaman tanah terhadap kesuburan tanaman serta penggunaan pH meter bagi para petani di Desa Pasuruhan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung. Acara yang berlangsung pada tanggal 4 Agustus ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai keasaman tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman.
Tanah yang subur merupakan salah satu faktor penting dalam pertanian yang sukses. Keasaman tanah, atau pH tanah, berpengaruh besar pada kemampuan tanaman menyerap nutrisi yang dibutuhkannya. Damar menjelaskan bahwa pH tanah yang tidak sesuai dapat menghambat penyerapan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Hal ini bisa mengakibatkan tanaman tumbuh tidak optimal, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil panen.
Dalam sesi ini, Damar menjelaskan beberapa penyebab utama keasaman tanah, seperti penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, air hujan yang asam, dan proses alami yang terjadi di dalam tanah. Efeknya, tanah yang terlalu asam bisa menyebabkan akar tanaman rusak, mengurangi kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi, dan bahkan membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit.
Salah satu fokus dari pendampingan ini adalah mengajarkan cara mengukur keasaman tanah dengan pH meter. Para petani diajarkan cara menggunakan alat ini untuk mengetahui tingkat keasaman tanah di ladang mereka. “Penggunaan pH meter sangat penting agar petani bisa mengetahui kondisi tanahnya secara akurat dan mengambil tindakan yang tepat,” ujar Damar. Setelah mengetahui pH tanah, para petani juga diajarkan cara menghitung derajat keasaman dan menyesuaikannya dengan kebutuhan tanaman mereka. Damar menekankan pentingnya pemahaman yang baik tentang pH tanah untuk memastikan tanaman dapat tumbuh dengan sehat dan produktif. Jika tanah terlalu asam, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkannya. Dalam sosialisasi tersebut, Damar memberikan solusi praktis seperti penggunaan kapur pertanian dan bahan organik yang bisa membantu menetralkan tanah. Ia juga mendorong petani untuk lebih banyak menggunakan pupuk organik yang lebih ramah lingkungan dan bisa meningkatkan struktur tanah.
Kegiatan ini melibatkan puluhan petani dari Desa Pasuruhan dan sekitarnya, yang semuanya antusias mengikuti sesi demi sesi yang disampaikan. “Dengan pengetahuan baru ini, kami merasa lebih siap untuk mengelola tanah kami agar tanaman bisa tumbuh subur,” kata salah satu petani yang hadir.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook