Warisan Pasuruhan: Inventarisasi dan Dokumentasi Budaya Lokal Melalui Media Cetak

Temanggung (12/8) Desa Pasuruhan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung menjadi saksi dari sebuah kegiatan penting yang diinisiasi oleh Fauzan Abdurrahman, mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro. Kegiatan ini bertajuk "Warisan Pasuruhan: Inventarisasi dan Dokumentasi Budaya Lokal Melalui Media Cetak," yang bertujuan untuk mengedukasi warga desa, khususnya para petani, mengenai pentingnya mengingat dan melestarikan budaya lokal sebagai identitas diri.

Fauzan Abdurrahman menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan oleh leluhur mereka. "Dengan mengingat budaya desa sendiri, kita bisa memahami identitas kita, dari mana kita berasal, dan bagaimana kita bisa melanjutkan tradisi ini ke generasi berikutnya," ujarnya dalam sambutannya.

Kegiatan Inventarisasi dan Dokumentasi

Proses inventarisasi budaya ini melibatkan pendokumentasian berbagai aspek kehidupan di Desa Pasuruhan, termasuk sejarah desa, perkembangan ekonomi, cerita rakyat, kesenian tradisional, hingga tradisi spiritual yang masih dijalankan oleh masyarakat setempat. Fauzan bersama timnya menggunakan media cetak sebagai sarana untuk menyimpan dan menyebarkan informasi ini, dengan harapan bisa menjadi sumber pengetahuan yang mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk para petani yang sebagian besar tidak akrab dengan teknologi digital.

Salah satu contoh budaya yang didokumentasikan adalah tradisi "Merti Dusun," sebuah kegiatan tahunan yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas berkah yang diterima oleh desa. Selain itu, kesenian lokal seperti "Kunthulan" dan pertunjukan "Debus" juga menjadi fokus dalam dokumentasi ini, mengingat pentingnya mempertahankan warisan budaya tersebut dari kepunahan.

Edukasi Warga Melalui Media Cetak

Pemilihan media cetak sebagai alat edukasi didasari oleh pertimbangan aksesibilitas dan keterjangkauan. Fauzan menekankan bahwa banyak warga desa, terutama yang berprofesi sebagai petani, tidak memiliki akses ke teknologi digital atau tidak terbiasa dengan internet. Dengan menggunakan buku atau booklet, informasi dapat disebarkan secara lebih merata dan dapat diakses kapan saja oleh warga.

Selama kegiatan berlangsung, para petani diajak untuk turut serta dalam proses dokumentasi. Mereka berbagi cerita tentang asal-usul desa dan berbagai tradisi yang masih dijalankan hingga kini. Proses ini tidak hanya memperkaya konten dokumentasi, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga melalui diskusi dan berbagi pengalaman.

Tanggapan Warga Desa

Warga Desa Pasuruhan menyambut baik inisiatif ini. Mereka merasa bangga karena budaya dan tradisi yang selama ini mereka jalankan dapat diabadikan dan dilestarikan melalui media cetak. Salah satu petani, Pak Budi, menyampaikan, "Ini sangat penting bagi kami. Dengan adanya dokumentasi ini, anak-anak dan cucu kami bisa tahu dan melanjutkan tradisi ini. Kami sangat berterima kasih kepada Mas Fauzan dan tim."

Kesimpulan

Kegiatan ini menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya melestarikan warisan budaya Desa Pasuruhan. Melalui inventarisasi dan dokumentasi yang dilakukan, diharapkan generasi mendatang dapat mengenal dan melanjutkan tradisi serta nilai-nilai yang telah diwariskan. Fauzan Abdurrahman dan tim KKN Universitas Diponegoro telah memberikan kontribusi nyata dalam menjaga identitas budaya desa, sekaligus menginspirasi warga untuk lebih peduli terhadap warisan yang mereka miliki.


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat